Pages

Kamis, 29 Oktober 2015

SEJARAH KOTA PALANGKA RAYA, KALIMANTAN TENGAH (1950 - 1972)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Palangka Raya terdiri dari kata “Palangka dan Raya“. Palangka Raya Bulau berasal dari suatu wadah Palangka (bagian muka dan belakang, melukiskan bentuk gambar Burung Elang) yang menurut kepercayaan leluhur/nenek moyang suku dayak, dipakai oleh Mahatala Langit (Tuhan Yang Maha Esa) untuk menurunkan manusia pertama ke atas dunia. Kota Palangka Raya adalah kota terluas ke 3 di Indonesia. Dapat dilihat sebagai kota yang memiliki 3 wajah; wajah perkotaan, wajah pedesaan dan wajah hutan. Provinsi Kalimantan Tengah terbentuk melalui proses yang panjang[1]. Sejarah pembentukan Pemerintahan Kota Palangka Raya adalah bagian integral dari pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 10 Tahun 1957, lembaran Negara Nomor 53 berikut penjelasannya (Tambahan Lembaran Negara Nomor 1284) berlaku mulai tanggal 23 Mei 1957, yang selanjutnya disebut Undang-Undang Pembentukan Daerah Swatantra Provinsi Kalimantan Tengah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1958, Parlemen Republik Indonesia tanggal 11 Mei 1959 mengesahkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959, yang menetapkan pembagian Provinsi Kalimantan Tengah dalam 5 Kabupaten dan Palangka Raya sebagai Ibukotanya[2]. Kota Palangka Raya secara geografis terletak pada 113˚30`- 114˚07` Bujur Timur dan 1˚35`- 2˚24` Lintang Selatan, dengan luas wilayah 2.678,51 Km2 (267.851 Ha) dengan topografi

Louisa Lawson and the Woman Question


Abad kesembilan belas adalah abad yang luar biasa untuk jumlah daerah aliran sungai, sosial, politik dan sejarah yang terjadi. Salah satu isu sejarah yang paling mencolok adalah perjuangan untuk kemerdekaan perempuan dan suara, dan penampilan perempuan sebagai katalis untuk perubahan sosial. Dalam memungkinkan suara perempuan didengar di arena publik pers memainkan peran vital, menandai daerah aliran sungai dalam penyebaran informasi tentang situasi di mana banyak perempuan yang tinggal di berbagai belahan dunia.
Lousia Lawson
www.poemhunter.com

Di Australia Louisa Lawson adalah seorang pelopor dalam mempromosikan “The Women’s Cause”, dan dalam membuat penulisan dan penerbitan untuk penerimaan wanita. Namun, kita harus menyadari bahwa meskipun Louisa Lawson adalah seorang pelopor di Australia, ia mengikuti jejak perempuan di Inggris dan Amerika Serikat. Pada tahun 1855 Emily Faithfull memulai Victoria Pers di Inggris dengan semua compositors perempuan yangmerupakan langkah penting di jalan menuju emansipasi karena perempuan sekarang memiliki media mereka sendiri. Dari tahun 1860-an dan seterusnya sampai awal abad kedua puluh, kebanyakan surat kabar dan jurnal perempuan diterbitkan, terutama di Inggris dan Amerika, mempromosikan kerja bagi perempuan, pendidikan, hak pilih, kesetaraan bagi pria dan wanita dalam pernikahan, hak bersuara, dll.
The Dawn : Sebuah Jurnal Perempuan Australia muncul dikoran Australia pada tahun 1888. Dale Spender menulis:
Dawn membantu membuka jalan untuk majalah perempuan di Australia, sebagian dengan menunjukkan bahwa perempuan membutuhkan ruang mencetak untuk diri mereka sendiri; di ruang yang dicetak Louisa Lawson menciptakan konteks untuk pertukaran ide - dan untuk dorongan dari tulisan perempuan (1985: 140).

Selasa, 27 Oktober 2015

BERPIKIR KREATIF, PECAHKAN MASALAH


Tahukah Anda bahwa berpikir merupakan instrumen psikis paling penting? Melalui berpikir,  kita akan dapat lebih mudah mengatasi berbagai masalah dalam hidup.
            Dalam mengatasi suatu masalah, kita sering berpikir berbeda. Para psikolog dan ahli logika mengenal beberapa cara berpikir, tetapi tidak semuanya efektif dalam proses pemecahan masalah. Berpikir kreatif merupakan suatu cara yang dianjurkan. Melalui cara tersebut orang akan mampu melihat persoalan dari berbagai prespektif. Ini terjadi karena, seorang pemikir kreatif akan menghasilkan lebih banyak pilihan untuk memecahkan masalah.
J.C. Coleman dan C.L. Hammen (1974) menyatakan bahwa berpikir kreatif merupakan cara berpikir yang menghasilkan sesuatu yang baru dalam konsep, pengertian, penemuan dan karya seni. Sementara itu D.W. McKinnon (1962) mengemukakkan bahwa selain menghasilkan sesuatu yang baru, sesorang baru dapat dikatakan berpikir secara kreatif apabila memenuhi dua persyaratan.
Pertama, sesuatu yang dihasilkan orang tersebut haruslah mampu memecahkan persoalan secara realistis. Sebagai contoh, untuk mengatasi kemacetan ibukota, seorang walikota mempunyai gagasan untuk membuat jalan raya di bawah tanah. Gagasan tersebut baru, tetapi untuk kondisi di Indonesia, 

Perbandingan Sistem Pendidikan Di SMA dan Di Universitas



Selama saya menempuh pendidikan dari tingkat SMA (Sekolah Menengah Atas) sampai dengan perkuliahan, saya melihat banyak perbedaan system pendidikan pada kedua jenjang tersebut. Perbedaan tersebut terlihat dari pengajar, yang diajar, dan proses belajarnya.
Guru menjadi aspek penting dalam proses belajar. Istilah guru digunakan di jenjang SMA, sedangkan istilah dosen digunakan di jenjang Universitas. Guru merupakan pengajar yang ada di SMA. Guru memiliki peran dan tugas yang berbeda dengan dosen di Universitas. Guru memberikan dan menjelaskan pelajaran kepada siswanya dengan menggunakan buku pelajaran sebagai medianya, sedangkan dosen di Universitas biasanya memberikan penjelasan secara langsung dn buku pun hanya sebagai bahan rujukan untuk mahasiswa. Seorang guru biasanya membawakan tiga sampai empat mata pelajaran, sedangkan dosen hanya membawakan satu sampai dua mata kuliah. Seorang guru juga mengajar dan mengadakan sesi tanya jawab hanya sebatas menuntaskan pertanyaan. Namun dosen biasanya akan terus menerus membahas pertanyaan mahasiswa apabila pertanyaan tersebut sulit dimengerti.
 

Blogger news

About

Dilarang Plagiasi